Jakarta – Gelaran Pestapora 2025 berubah menjadi lebih dari sekadar pesta musik. Gejolak politik dan isu sponsor yang dituding merusak lingkungan memicu gelombang sikap berbeda dari para musisi.
Puluhan musisi memilih mundur dari panggung sebagai bentuk perlawanan. Bagi mereka, konsistensi idealisme dan penolakan terhadap kolaborasi dengan entitas yang dianggap merusak lingkungan lebih penting daripada sorak penonton.
Namun, tak sedikit pula musisi yang tetap tampil. Bedanya, mereka mengambil langkah kompromi: mendonasikan honor sebagai simbol kepedulian dan perlawanan yang elegan. Sikap ini menunjukkan bahwa ada banyak cara menjaga prinsip, tanpa kehilangan ruang untuk menyampaikan pesan di atas panggung.
Pestapora tahun ini akhirnya menjadi lebih dari sekadar festival musik lintas genre. Ia menjelma menjadi “pesta pemikiran” ruang refleksi tentang relevansi musik dalam konteks isu-isu besar, mulai dari politik, lingkungan hidup, hingga krisis iklim global.
Momentum ini menegaskan, musik tidak lagi sekadar hobi atau hiburan, melainkan bagian penting dari kesadaran kolektif dalam menghadapi tantangan zaman.
EmoticonEmoticon