Showing posts with label Tokoh Ansor. Show all posts
Showing posts with label Tokoh Ansor. Show all posts

Saturday, April 19, 2025

KH. Saifuddin Zuhri Sokaraja - Pemimpin Ansor Nahdlatul Ulama Daerah Jawa Tengah Selatan

KH. Saifuddin Zuhri Sokaraja - Pemimpin Ansor Nahdlatul Ulama Daerah Jawa Tengah Selatan

 



Banyumas - Nama Prof. KH. Saifuddin Zuhri barangkali lebih dikenal sebagai Menteri Agama era Presiden Soekarno atau penulis buku legendaris Berangkat dari Pesantren. Namun jauh sebelum itu, kiprahnya dalam barisan muda Nahdlatul Ulama, khususnya Gerakan Pemuda Ansor menjadi tonggak penting bagi arah pergerakan NU yang lebih dinamis, progresif, dan penuh semangat kebangsaan.


Lahir di Sokaraja, Banyumas pada 1 Oktober 1919 dari keluarga petani religius, Saifuddin Zuhri telah menunjukkan kepemimpinan sejak belia. Pada usia 19 tahun, ia dipercaya menjadi Pemimpin Ansor Nahdlatul Ulama Daerah Jawa Tengah Selatan. Saat itu, Ansor bukan hanya organisasi pemuda, melainkan sayap revolusioner NU yang bergerak aktif dalam pusaran perjuangan kemerdekaan.


“Ansor adalah sayap revolusioner NU,” ujar KH. Saifuddin Zuhri dalam salah satu catatan sejarah. Penilaian ini bukan tanpa dasar. Di tengah polemik internal NU terkait atribut pemuda seperti dasi, genderang, dan terompet—yang kala itu dianggap ‘kebarat-baratan’—KH. Saifuddin Zuhri justru mendobrak kebekuan. Ia membela semangat kepemudaan dan modernitas yang melekat pada Ansor sebagai bentuk semangat zaman dan nasionalisme santri.


Bukan hanya sebagai pemimpin organisasi, KH. Saifuddin Zuhri juga terjun langsung ke medan perang. Ia menjadi Komandan Divisi Hizbullah Jawa Tengah dan ikut dalam pertempuran heroik di Ambarawa bersama Kol. Soedirman. Dalam babak penting revolusi fisik itu, Hizbullah dan Ansor menjadi representasi pemuda santri yang tidak gentar mengangkat senjata demi tanah air.


Peranannya di tubuh NU pun tidak kalah penting. Pada usia 35 tahun, ia dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal PBNU, usia yang sangat muda untuk posisi strategis tersebut. Ia membuktikan bahwa masa depan NU bertumpu pada kader muda yang visioner dan militansi, sebagaimana semangat Ansor yang dia tanamkan sejak awal.




Sebagai tokoh politik, wartawan, dan penulis produktif, ia tidak pernah lepas dari identitas kepemudaan yang merakyat dan religius. Dalam buku-bukunya, terutama Berangkat dari Pesantren, KH. Saifuddin Zuhri tidak hanya menulis sejarah, tapi juga mewariskan semangat: bahwa pesantren dan pemuda bukanlah simbol masa lalu, melainkan api perjuangan yang terus menyala.


Kini, warisan perjuangan KH. Saifuddin Zuhri hidup dalam semangat GP Ansor dan Banser yang tetap teguh menjaga NKRI, agama, dan tradisi. Ia bukan hanya tokoh NU, tapi pelopor bahwa pemuda adalah nafas perubahan.



"Kalau pemuda NU tidak berani berdiri di depan, maka NU akan berjalan di tempat," begitu semangat yang selalu dia wariskan.

Read More

Tuesday, November 19, 2019

Prof. K.H. Saifuddin Zuhri - Sokaraja Banyumas

Prof. K.H. Saifuddin Zuhri - Sokaraja Banyumas


Sejarah Singkat pergerakan Prof. K.H. Saifuddin Zuhri - Sokaraja Banyumas


"TH 1930-1940-an ada dinamika hub NU dan
Ansor Tentang pemakaian dasi, terompet dan
genderang pada Kepanduan Ansor.
KH. Syaifuudin Zuhri menilai ansor
adalah sayap revolusioner di NU"
_Sumber : Secuil Sejarah GP Ansor - Jiwa Banser.Pdf_

Tokoh Gerakan Pemuda Ansor yang lahir dari keluarga petani tepatnya di Sokaraja pada tanggal 1 Oktober 1919. Masa kecil beliau lalui dengan belajar mengaji pada orang tuanya yang memimpin pesantren di sokaraja yang menjadi pusat perkembangan agama islam di kadipaten Banyumas.

Rajin membaca menjadi modal beliau untuk mengoleksi ratusan ribu kosa kata sehingga menjadikan dirinya penulis yang cukup produktif.

Perjuangan di masa muda beliau dengan menjadi pemimpin Gerakan Pemuda Ansor Daerah Jawa Tengah pada tahun 1938. pada saat itu tokoh muda ini membuat gebrakan dan menyulut semangat pemuda ANO yang menjadikan sebagai Revolusioner di Nahdlatul Ulama.

Dalam masa pegerakan menuju kemerdekaan, Saifudin muda ikut berperang dan berjuang bersama dengan menjadi Komandan Divisi Hizbullah Jawa Tengah. Beliau memimpin pasukan hizbullah bersama pasukan TKR dibawah pimpinan Kol. Soedirman mengusir penjajah.

Bagi Nahdlatul Ulama beliau juga sangat berjasa, Pada usia 35 tahun K.H. Saifuddin Zuhri menjabat Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), usia yang sangat muda.

Kita bisa melihat bahwa di usia yang begitu muda beliau sudah di jajaran PBNU, menjadi mesin yang cukup tangguh untuk menggerakan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia.

Masa depan NU adalah di Ansor, dan melihat catatan sejarah justru organisasi Nahdlatul Ulama di isi oleh orang-orang hebat yang energik dan berjiwa muda.

*Mari raih kembali kejayaan Nahdlatul Ulama oleh Pemuda*

www.ansor.web.id

#ansor #banser #ansorwebid #KitaIniSama
Read More